Hari ini adalah hari pertama Lara kembali bekerja di kafe milik Clara setelah beberapa hari menghilang tanpa kabar. Ia datang lebih awal, bahkan sebelum kafe benar-benar ramai. Langkahnya pelan saat memasuki pintu belakang, aroma kopi yang biasa menenangkan kini justru membuat dadanya sesak. Ia tak langsung mengambil celemek atau menyentuh perlengkapan kerja. Ia berjalan lurus ke ruang dapur, di mana Clara sedang menyusun stok bahan baku pagi itu. Suara pintu yang berderit membuat Clara menoleh, dan matanya membelalak saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu. “Lara?” Nada suaranya refleks meninggi. “Kamu... masuk kerja? Hari ini?” Lara menunduk sedikit. “Maaf, Mba Clara. Aku tahu ini kelihatan banget seenaknya, datang-datang setelah lama nggak ngabarin…” Clara melepas sarung ta

