Bab 20

2635 Kata

Suara langkah kaki Lara menggema cepat di sepanjang gang sempit yang lembap. Napasnya memburu. Kaki berdebu, tapi ia terus melangkah, tidak peduli pada tatapan pejalan kaki yang ia tabrak tanpa permisi. Matanya merah. Bekas air mata belum mengering, tapi ia menahan isaknya. Tubuhnya nyaris bergetar karena emosi dan ketakutan yang bercampur jadi satu. Di belakang, suara langkah Dipta menyusul. Berat. Terburu. Lalu suara itu, keras, familier. “Lara! Tunggu!” Lara langsung berhenti dan berbalik. Tubuhnya bergetar, bukan karena takut, tapi karena jengkel dan muak. “Jangan ikutin aku, Mas Dipta!” bentaknya, suaranya nyaris pecah. Dipta tetap mendekat, napasnya tersengal. “Nggak bisa! Kita harus bicara!” “Kita sudah bicara! Berkali-kali! Tapi, kamu masih aja ngeyel!” Lara menunjuk d a d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN