Nindy memeluk Ethan yang kini sedang menyandarkan kepalanya dengan manja di d**a. Pria itu tidak ingin melakukan apa pun selain memeluk Nindy. Aneh sekali memang melihat Ethan menjadi manja seperti ini. Dulu mana pernah dia seperti itu. "Mau sampai kapan kayak gini terus?" Nindy bertanya. Tangannya sejak tadi di genggam erat oleh Ethan agar terus memeluknya. "Pertanyaanmu sangat mengesalkan." Ethan menyahut ketus. Nindy tergelak seraya mencubit pipi Ethan. "Aku perlu mengurus barang-barangku, Sayang. Katamu ingin mengajak pergi ke Mall? Sebentar lagi putramu—" "Tunggu." Mata Ethan yang semula terpejam sontak terbuka lebar. "Kau memanggilku apa?" "Yang mana?" Nindy berpura-pura tidak paham. "Setelah kata barang-barangku." Nindy tersenyum-senyum mendengar itu. Ia mengusap pipi Ethan