Suasana resepsi pernikahan mereka masih terasa menggantung di udara, meskipun pesta telah berakhir beberapa jam lalu. Tamu-tamu yang riuh dan sukacita kini berganti dengan keheningan yang pekat. Vina melangkah perlahan di samping Ryan menuju mobil yang telah menunggu di luar gedung. Wajahnya tak bisa menyembunyikan kekecewaan, meskipun dia berusaha untuk tetap tersenyum. Sejak pernikahan mereka dimulai tadi, ada sesuatu yang terasa tidak tepat, sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ryan, di sisi lain, terlihat lebih cemas dari biasanya. Pandangannya sering tertuju pada Vina, tetapi dia tahu bahwa ada batasan antara menghibur dan membebani. Akhirnya, mereka tiba di apartemen Ryan, tempat yang seharusnya menjadi tempat tinggal mereka berdua setelah hari bahagia, namun sepertinya kehangatannya