Bab 107. Menyesali Walau Terlambat

1626 Kata

Ketukan keras terdengar dari pintu apartemen kecil milik Ryan dan Vina. Suara itu memecah keheningan malam, membuat Ryan terbangun dengan napas tersengal. Ia menoleh ke samping, mendapati Vina yang juga terjaga dengan ekspresi bingung dan lelah. “Apa itu?” bisik Vina dengan suara serak. Ryan mengusap wajahnya, mencoba menghilangkan kantuk yang masih tersisa. “Entah, tapi aku akan lihat.” Tanpa membuang waktu, Ryan berjalan ke pintu dengan langkah berat. Ketukan itu terdengar lagi, lebih keras, membuat dadanya mulai terasa panas. "Siapa yang datang malam-malam begini?" Begitu pintu terbuka, wajah Farah menyembul di baliknya. Wajah ibu mertua itu penuh amarah, matanya menyala tajam seperti bara api. “Kamu ini menantu macam apa, Ryan?!” seru Farah tanpa basa-basi. Ryan mengerutkan kenin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN