Hujan deras di luar rumah Liona menambah kelam suasana malam itu. Liona duduk di ruang tamu bersama Wirya, menikmati teh hangat ketika ketukan keras di pintu membuat mereka saling berpandangan. “Aku buka,” ujar Wirya singkat, bangkit menuju pintu. Ketika pintu terbuka, sosok Vina muncul, basah kuyup, dengan wajah penuh kegelisahan. Di belakangnya, Ryan berdiri memayungi wanita itu dengan ekspresi bingung. Sebelum ada yang sempat bertanya, Vina tiba-tiba berlutut di hadapan Liona. “Vina, apa yang kamu lakukan?” tanya Liona dengan nada terkejut, teh hangat di tangannya hampir tumpah. Vina menangis tersedu-sedu, kepalanya tertunduk dalam-dalam di lantai. “Aku ... Aku minta maaf, Liona. Aku sungguh menyesal!” Liona memandang Vina dengan dahi berkerut. Wirya melangkah mendekat, bingung sep