Doni sedang duduk di ruang kerjanya, sibuk memeriksa laporan keuangan perusahaan. Suasana di kantor terasa hening, hanya suara ketikan jarinya di atas keyboard yang terdengar memecah kesunyian. Tiba-tiba, teleponnya berdering, menggema di antara ruang yang kosong. Doni melirik layar ponselnya. Nama Ryan muncul di sana. Panggilannya jarang, dan biasanya hanya untuk urusan pekerjaan. Doni mengangkat telepon dengan cepat. "Halo, Ryan?" Suara Doni terdengar biasa, namun ada sedikit rasa penasaran dalam nada suaranya. "Ayah ... Vina," suara Ryan terdengar terengah-engah, seperti baru berlari. "Vina ... Vina mencoba bunuh diri! Dia sekarang di rumah sakit. Kondisinya sangat kritis." Mata Doni terbelalak. Kata-kata Ryan yang tiba-tiba itu seolah mengguncang seluruh tubuhnya. Jantungnya berdegu