Ryan duduk dengan tatapan kosong. Ia menunggu seseorang yang telah lama tak ia temui. Panggilan dari nomor yang muncul di layar ponselnya beberapa hari lalu membuatnya terhenyak. “Ryan, ini ibu, Sarah. Bisa kita bertemu?” kata suara yang terdengar ragu dan penuh harap. Ia sudah lama tidak mendengar nama itu. Nama yang dulu selalu membawa kenangan pahit. Sarah, ibu kandungnya. Pukul empat sore itu, Ryan akhirnya hadir, berdiri di depan kedai dengan ekspresi dingin, menatap ibu yang menunggu di dalam. Ia hampir tidak mengenal wanita itu. Sarah sudah jauh berbeda, namun matanya masih menyimpan tatapan yang sama, sebuah tatapan yang dulu pernah membuat Ryan merasa terlupakan. Ryan berjalan mendekat, dan ibu itu menatapnya dengan penuh harap. Mereka saling berdiri beberapa detik, hanya ada ud