Wirya duduk di ruang tamu, matanya tajam menatap pintu depan yang terbuka sedikit, seolah menunggu Liona keluar. Setiap detik yang berlalu terasa lebih berat dari yang sebelumnya. Hatinya terombang-ambing, dihantui rasa takut akan kehilangan yang tak tertahankan. Sementara itu, Liona berada di ruang tidur, menatap dirinya di cermin. Wajahnya dipenuhi kebingungan dan keraguan. Apakah ia bisa bertahan di rumah ini, di sisi suaminya yang begitu menginginkannya tetap ada? Namun, keputusan untuk pergi semakin menguat dalam benaknya. Ia merasa terlalu banyak kecewa yang tak kunjung hilang, perasaan yang terpendam dalam diri, dan betapa ia merasa terperangkap dalam sebuah kebohongan yang selama ini ia coba pertahankan. Semua itu membuatnya ingin menjauh, untuk mencari ruang agar bisa bernafas.