Amelia POV Suasana di sekitar api unggun semakin meriah. Teman-teman ku dari masa SMA asyik tertawa, bersenda gurau, dan bernyanyi dengan iringan petikan gitar dari Andreas. Tetapi aku tak mampu ikut larut dalam keceriaan itu. Kata-kata Anneke tadi terus berputar di kepalaku, seakan memantul dari satu sudut pikiranku ke sudut lainnya. Samuel itu seperti keponakanmu." Mengapa hatiku ini begitu sulit diajak kompromi? Mengapa setiap kali aku berada di dekat Samuel, ada debaran yang tak bisa kuabaikan? Aku merasa seperti seorang pendosa, mengkhianati logika, usia, dan kenangan masa lalu yang seharusnya menjadi pegangan hidupku. Tanpa sadar, kakiku melangkah menjauh dari keramaian. Api unggun yang semula terasa hangat kini hanya menjadi latar belakang yang semakin pudar. Aku menuju ujung t