Bab 42 Bimbang

1090 Kata

Suasana ruang kerja Gibran malam ini terasa lebih menekan dari biasanya. Layar laptop di depannya terbuka dengan puluhan angka laporan, tapi pikirannya tidak bisa berlabuh pada baris-baris data itu. Semua buyar, tertutup oleh kalimat yang terus menggema di telinganya. "Kamu akan menikahi kakakku atau memutuskan pertunangan kalian? Papa dan Mama sudah menghubungiku dan mengatakan mereka akan segera memutuskan tanggalnya. Aku tidak mau terus menjadi selingkuhan, meski kamu tidak pernah mengatakan kalau aku kekasihmu." Kata-kata Rania hari itu seakan menempel di kulitnya, menyusup hingga ke tulang. Tatapan Rania terasa penuh luka bercampur keberanian—tidak bisa ia hapus dari ingatan. Perempuan itu, sekretarisnya, sekaligus adik dari tunangannya sendiri, telah mengkuliti semua keraguannya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN