Arga menatap jendela ruang konferensi yang menghadap kota Zurich. Lampu-lampu malam bersinar jauh di bawah, tapi matanya tidak menangkap apa pun selain dokumen tender yang tertata rapi di depannya. Suara langkah dan bisik-bisik dari tim Mahardika Group di sekelilingnya terasa jauh. Ini bukan sekadar tender. Ini adalah pertaruhan reputasi, kekuatan, dan masa depan Mahardika Group di Eropa. Daagi Arga, ini ujian sekaligus panggungnya, tempat di mana ia harus menunjukkan bahwa ia bukan sekadar menantu calon, tapi perwakilan yang pantas di dunia bisnis internasional. “Pak Arga, ini data terbaru dari tim keuangan,” ucap Hans, asistennya, menyodorkan tablet. Arga mengangguk, menatap angka demi angka yang berkedip di layar. Setiap persentase, proyeksi, dan grafik harus sempurna. Satu kesalahan

