Bab 49 Langkah Lanjutan

1062 Kata

Rania menutup pintu kamar, terduduk di tepi ranjang sambil menarik napas panjang. Suasana di luar terasa bising oleh tawa Sofi yang canggung, suara Bagas yang tertahan di ruang tamu. Entah apa yang mereka berdua lakukan, Rania tidak peduli. Yang terpenting, dia mendapatkan tempat untuk tinggal. Rania di dalam kamar, merasa dunia benar-benar miliknya sendiri. Satu-satunya yang ia dengar hanyalah detak jantungnya sendiri, cepat, bergemuruh, campur aduk dengan amarah, sakit, dan lega yang tak terdefinisi. Ia menatap dinding putih yang kosong, matanya redup menahan air mata. Terlalu banyak hal yang terjadi sepanjang hidupnya. Selama ini dia selalu dibandingkan dengan Nayla, selalu tersisih, selalu menjadi bayangan. Orang-orang yang seharusnya bisa dipercaya seperti pacarnya, sahabatnya, bah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN