Hujan mulai reda, meninggalkan jalanan basah yang berkilau diterpa lampu jalan. Gibran berdiri di depan rumahnya, jas hujan basah menempel di tubuhnya. Tangannya masih gemetar, bukan hanya karena dingin, tapi juga karena kekalahan yang terasa menekan d**a. Semua gosip, semua tekanan, semua kehilangan yang dirasakannya atas Rania dan calon anaknya, bahkan harga dirinya, semua menumpuk menjadi beban berat di pundaknya. Tak lama kemudian, mobil hitam berplat keluarga Aliando berhenti di depan rumah. Pintu belakang terbuka, dan dua sosok yang tidak asing lagi keluar: Aliando, ayahnya, dengan wajah dingin dan ekspresi yang tak bisa ditebak; dan Dahlia, ibu Gibran, yang tampak gusar tapi menahan diri Dahlia cukup terkejut, tetapi sebagai ibu kandung Gibran, dia senang akhirnya bisa melihat wa

