"Lho?" Raut Ibu Rea menunjukkan sekali gurat bingungnya. "Itu—wali, saksi, dan ustaz ... maksudnya gimana, Nak Jaya? Anu ... ijab kabul? Bukannya tahapan nikah itu nentuin tanggal dulu, ya, terus daftar ke KUA?" Jayakarsa melirik Rea. Di tempatnya, Rea memberi kode mata dengan kedipan lamban bahwa ini bermakna: Maaf, aku belum bilang. So, di depan rombongan keluarga palsu itu Jaya berseloroh, "Benar, Bu. Tahapan normalnya seperti itu, tapi sebelumnya saya udah bilang sama Rea dan dia bersedia. Hari ini sekalian bawa keluarga, saya mau nikah siri dulu." Dengan sangat lugas Jaya mengucapkannya. "Nikah siri?!" Dan dengan sangat nyaring ibu Rea menuturkan itu. Kebayang lengkingan suara Nyonya Santi? Dari matanya saja sudah mendelik-delik runcing. Rea meringis samar. Jayakarsa tetap sa