83 | Menuju Go Publik

1512 Kata

"Maaf, Re. Mas belum menyampaikan soal kita ke Julian. Sudah hampir Mas bahas, tapi Juliannya buru-buru selalu. Sedangkan Mas nggak bisa nunggu sampai dia luang, kamu sudah kangen, kan?" Ehm. Yeah ... kangen memang. Rea selalu bertanya 'Mas kapan balik ke Banyuliang' di tiap-tiap momen chatting-an. Di samping itu, ada hal lain yang membuat Rea menodong Jaya agar lekas pulang. Ya sudahlah, tidak apa-apa. Memang ada yang lebih genting sekarang. Rea menarik masuk ke kamar sosok suaminya, selepas cium tangan dan memberikan air minum. "Re ... Re. Langsung aja langsung. Keluar-keluar nanti rambut basah aroma sampo, nih." Suara ibu mencibir terdengar. Saking seringnya Rea 'konser' di kamar. "Ya udah, Ibu mau ke tempat Bu Narsih! Ibu kunci pintunya, ya? Kamu keluar lewat belakang." Ampun,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN