79 | Lebih Penting dari Bicara

2106 Kata

"Masuk, Nak Jaya! Ya ampun, nyari ke Bunigeulis dulu, nggak, nih? Rea tiba-tiba banget kangen desa ini, jadi pindah, deh. Sejak hamil Rea ngajak-ngajak pindah rumah terus." Berisik, Bu! Rasanya Rea ingin bilang begitu. Di mana tatapan Rea terhunus tajam ke arah lelaki bercambang itu, yang menyerahkan paper bag ke ibu. "Eh, apa ini?" "Oleh-oleh." Jaya menjawab singkat. "Oalah ... Ibu kira buat Rea." Tadinya memang begitu, tetapi Jaya berubah pikiran, biarlah itu jadi hadiah untuk Bu Santi atas kebaikan beliau yang membukakan pintu untuknya sehingga bisa mendekati Realine. Wanita berperut buncit itu ... tatapan Jaya turun ke sana. Rea lantas berbalik. Tentu saja, Jaya ikuti langkahnya. Penasaran juga dengan rasa dari desiran yang tadi. "Re, suami pulang tuh sediain minum atau apa g

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN