Gawat. Ini gawat. Rea hampir menjerit melihat dua garis horor di sebuah benda pipih. Warnanya merah. Oh, Tuhan .... Rea terawang lagi. Memastikan. Namun, garisnya tetap dua, tidak berkurang jadi satu atau malah nambah jadi tiga. Argh! Bercanda pun dirasa tak lucu detik ini. Rea buka kemasan test pack yang baru, dia lalu mencelupkan sesuai arahan ke urine. Berharap-harap cemas. Hatinya bergemuruh tidak menentu dan sulit Rea jelaskan. Entah apa yang dirinya ingin atas hasil dari tes ini, Rea tak tahu. Begitu dilihat lagi ... fix, Rea menjerit kali ini. Kemudian buru-buru bekap mulut. Takut ada yang dengar, tetapi pagi itu sudah Rea pastikan tidak ada orang selainnya. Jaya sudah berangkat lebih dulu. Oh my God! Rea lemas. Garisnya dua ... valid. Tiga-tiganya bergaris dua. Terlalu jelas

