Warning!!!!
Selepas berciuman, Lucas meminta Clarie untuk duduk membelakanginya. Gadis itu menurut tanpa membantah. Kemudian, Lucas menarik celana dalam milik Clarie hingga terlepas melewati kaki jenjang gadis itu. Pria itu memasukan celana dalam berwarna hitam berenda itu ke saku celananya.
Clarie pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh pria itu. Jemari Lucas mulai membelai area kewanitaan Clarie yang sudah lembab, memasukan jarinya dan mulai menggodanya. Clarie mengerang, tubuhnya menggelinjang walau hanya dengan satu jari pria itu saja di dalam dirinya.
Lucas memagut kembali bibir gadis itu, Clarie tidak memprotes ketika lidah pria itu makin lama makin mendalam dan mendesak. Dia membalas gerakan-gerakan itu dengan gairah yang sama seperti Lucas. Tangan lain pria itu meremas dan memijit buah dadanya dengan lembut.
“Aku punya sesuatu untukmu,” bisiknya di telinga Clarie, bersamaan dengan menarik jarinya dari liang kewanitaan Clarie.
Clarie mendesah tatkala jari pria itu tak lagi ada di dalam tubuhnya. Entah mengapa dia merasa sangat kehilangan. Namun, tak lama Lucas menunjukan sesuatu yang membuatnya terkesiap. Dia tau benda apa yang saat ini dipegang oleh Lucas, benda itu akan menyiksanya.
“Aku ingin ini di dalammu.” Kembali Lucas berbisik di telinganya dan lidahnya menjilat cuping telinga gadis itu, menggodanya. Clarie menelan ludah, berusaha menahan gairahnya agar tidak meledak.
Lucas memasukan benda yang berukuran sebesar selongsong peluru itu ke dalam inti tubuhnya.
“Tahan, Sayang,” ucap Lucas.
Clarie mengerang merasakan benda itu bergetar di dalam tubuhnya. Lucas kembali melumat bibir gadis itu dengan kasar.
Satu jam kemudian mereka sudah berada di lift yang akan membawa keduanya ke lantai sepuluh apartment pria itu. Clarie bergerak gelisah seraya bersandar di dinding lift yang dingin. Sementara benda sialan itu masih bersarang di dalam inti tubuhnya, pria itu benar-benar telah menyiksanya. Dan, yang lebih sialnya lagi, di dalam lift bukan hanya ada mereka saja, tetapi ada beberapa pasang orang lainnya.
Tubuh Clarie merintih, hampir limbung, Lucas melingkarkan tangannya ke pinggang gadis itu membisikan sesuatu ke telinganya.
“Sebentar lagi kita akan mengakhiri penderitaanmu,” bisiknya. Clarie menatap tajam Lucas, dia bersumpah akan membalas dendam pada pria itu.
Lucas membalas tatapan tajam Clarie dengan kecupan di bibir gadis itu.
Lift berhenti di lantai sepuluh, Lucas menggandeng tangan Clarie mengajaknya keluar. Keduanya berjalan di koridor apartemen yang sepi pada malam itu, kemudian dengan sigap Lucas langsung mengangkat tubuh gadis itu, Clarie spontan melingkarkan tangannya ke leher pria itu.
Tubuh gadis itu bergetar hebat, menahan rangsangan yang membombardir birahinya tanpa ampun. Lucas membuka pintu apartemen dan menutup dengan dorongan kakinya.
Kemudian pria itu merebahkan tubuh Clarie ke atas ranjang, gadis itu langsung menekuk kakinya, nyeri. Lucas membuka satu persatu kain di tubuhnya sehingga hanya menyisakan celana panjangnya. Perlahan pria itu menaikan rok ketat yang dikenakan Clarie hingga ke pinggangnya dan perlahan-lahan mengeluarkan benda yang sejak tadi bersarang di inti tubuh gadis itu.
Kembali tubuh Clarie menggelinjang merasakan rangsangan yang menyerangnya bertubi-tubi. Tatapan mata Clarie terpaku pada Lucas sembari menahan tubuhnya yang gemetar. Clarie berusaha menenangkan dirinya dari gelombang birahi yang nyaris membunuhnya dalam kenikmatan.
“Apa yang kau ingin aku lakukan?” tanya Lucas. Dia masih menggoda gadis itu memohon untuk memasukinya.
“Masuki aku!” Clarie menyentuh tangan Lucas yang berada di lututnya. “Cepat!” Ada nada mendesak di dalam perintah yang dibisikan Clarie nyaris membuat Lucas tak mampu bertahan. Begitu pula dengan penampilan Clarie yang sudah hampir setengah polos dengan napas naik turun meminta agar pria itu lekas memasuki dirinya.
Lucas menatap wajah Clarie sembari perlahan-lahan menurunkan resleting celananya, mengangkat pinggulnya, lalu memelorotkan celana panjang dan boxer-nya.
Mata Clarie tampak menggelap akibat gairah saat gadis itu menatap mata Lucas, lalu beralih pada bagian tubuh pria itu yang tengah menegang sempurna.
“Kumohon sentuh aku sekarang,” rintih Clarie putus asa. Gadis itu telah membuka lebar kakinya, mengundang Lucas untuk masuk. Clarie sudah tak peduli betapa murahan dirinya di hadapan pria itu. Dia hanya membutuhkan Lucas sekarang, hanya pria itu.
“As you wish, Baby!” Lucas menempatkan dirinya di antara kedua kaki Clarie. Pria itu mengaitkan lengannya di belakang lutut Clarie dan menyatukan tubuh mereka.
Clarie mendesah merasakan kenikmatan. Lalu, terkesiap ketika Lucas menarik diri, lalu menyatukan kembali tubuh mereka dengan irama cepat, mantap, menggetarkan, lalu memacu lebih cepat detak jantungnya.
Clarie nyaris tidak sanggup bernapas, tidak sanggup membayangkan kepuasan yang mendalam begitu mencapai klimaks yang sangat dahsyat. Seluruh tubuh Clarie seolah melayang tinggi terseret gelombang gairah yang tak terbayangkan. Lucas begitu kuat memacu tubuhnya, menghujamkan berkali-kali ke dalam tubuh Clarie.
Dalam pusaran kabut gairah yang luar biasa itu, Clarie mendengar Lucas meneriakkan namanya. Bukti gairah pria itu terasa menegang di dalam tubuhnya, kembali Lucas mengerang sembari menyebut namanya berulang-ulang ketika mencapai puncak kenikmatan yang tiada tara.
Clarie terpejam beberapa saat, menetralkan degup jantungnya yang berpacu cepat akibat gelombang gairah yang menerjangnya berulang-ulang. Ketika sudah mampu bernapas normal, Clarie membuka matanya berusaha mengeluarkan kata-kata.
Saat ini Lucas masih berada di atas tubuh Clarie, pria itu belum sanggup beranjak meninggalkan tubuh gadis itu. Kalau bisa Lucas ingin terus berada di dalam tubuh Clarie, selamanya.
Lucas sadar pasti Clarie merasa terbebani dengan bobot tubuhnya, jadi dia menunggu beberapa detik lagi kemudian mulai melepaskan dirinya dari tubuh gadis itu.
“Apa kau masih bersamaku, Clarie?” tanya Lucas dengan napas yang masih terdengar berat.
“Hm ...” Clarie menggumamkan sesuatu. Dia kelelahan.
Lucas mengecup bibir Clarie lembut. “Permainan yang luar biasa, bukan?”
“Ya, benar-benar sempurna.” Clarie membenarkan ucapan Lucas.
“Itu baru yang pertama. Aku masih memiliki kejutan lainnya untukmu nanti.”
“Ah ... ada lagi?” tanya Clarie terkesiap.
Lucas tersenyum. “Dan, inilah bagian yang paling menyenangkannya,” ucap Lucas sembari memposisikan dirinya di tengah kaki Clarie.
“Apa?” desah gadis itu.
Lucas mengangkat kedua kaki Clarie ke bahunya, menunduk dan menghirup aroma feminim dari tubuh Clarie yang berselimut gairah.
“Sangat menyenangkan,” ucap Lucas ketika lidahnya mulai menghisap dan menjilat pusat gairah gadis itu.
“Lucas.” Clarie terhenyak ketika dia kembali merasakan klimaks-nya. Tubuh gadis itu kembali bergetar.
***
Clarie terbangun pagi itu dan beruntungnya, Lucas masih berada di sampingnya kali ini. Tidak seperti pagi-pagi yang lalu, kala dia selalu terbangun sendirian tanpa pria itu. Gadis itu kembali mengingat malam luar biasa yang telah mereka lewatkan.
Kemudian gadis itu bangkit terduduk, membuka selimut dan mulai menjelajahi tubuh pria itu hingga di pusat birahinya. Clarie menelan ludah ketika melihat bukti gairah Lucas sudah berdiri tegak, dan dia tidak akan menyia-nyiakannya. Lidahnya mulai menjilat dan menghisap benda panjang itu dengan rakus membuat si empunya mengerang dalam tidurnya.
“Ash ... Clarie?” desah Lucas seraya membuka matanya perlahan. Pria itu menelan ludah susah payah menahan gejolak birahinya.
Clarie masih terus mengocok dan memaju mundurkan milik pria itu di dalam mulutnya dengan matanya yang sengaja melirik ke arah Lucas. Dia sudah bersumpah akan membalas pria itu, kan?
“Damn it, Clarie!” maki Lucas dengan gigi bergemeletuk.
Tangan Lucas membelai rambut Clarie lembut, pria itu tersiksa oleh kenikmatan atas permainan blow job gadis itu. Tiba-tiba miliknya menegang dan menyemburkan cairan asin di mulut gadis itu.
“Telan, Sayang!” ucapnya seraya membelai pipi Clarie lembut.
Selepas melakukan blowjob, Clarie menempatkan dirinya di atas paha Lucas dan mulai mengarahkan miliknya pada milik pria itu yang masih mengacung sempurna. Gadis itu pun mulai menggerakan tubuhnya menggoyang dengan ritme pelan, dan perlahan dengan tempo cepat.
“Bagus Sayang, bergeraklah ...” Lucas meremas dua benda bulat milik Clarie yang bergoyang-goyang akibat pergerakan gadis itu.
Lucas mengerang ketika miliknya kembali menyemburkan cairan kental di dalam rahim Clarie. Gadis itu bergetar hebat dan kemudian ambruk menimpa tubuhnya.
“Kau sungguh menakjubkan, Clarie,” pujinya seraya mengecup bibir gadis itu lembut.