Bab 50. Pelarian

1382 Kata

Langit malam menggelayut dengan warna gelap yang pekat, seolah ikut merasakan badai di hati Meisya. Lampu-lampu kota berpendar di kaca depan, membias lembut dalam tatapan mata Meisya yang kosong. Di atas jalanan kota yang mulai lengang, sebuah Lamborghini Huracán Spyder melaju anggun. Suara mesinnya meraung pelan, menyatu dengan suara angin malam yang mulai menusuk. Meisya mengemudi dalam diam, jari-jarinya menggenggam kemudi dengan kuat, jemarinya gemetar, napasnya berat, dan pikirannya melayang entah ke mana. Tanpa pikir panjang, ia menekan tombol pembuka atap mobil. Dalam beberapa detik, langit malam terbuka di atas kepalanya. Angin segera menyergap, menampar lembut wajahnya, dan mengibarkan rambut panjangnya yang kini bebas menari dalam hembusan malam. "Kenapa harus aku yang terus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN