Sudah dua minggu sejak malam penuh emosi itu. Dua minggu sejak Firdaus memohon maaf dan meminta kesempatan, dan dua minggu sejak Aura dengan berat hati mengizinkannya menjalani tes sebagai calon pendonor ginjal bagi Keisya. Aura tetap menjaga jarak, tak pernah memberi Firdaus kesempatan untuk bertemu Keisya. Meski Firdaus hampir setiap hari datang ke rumah sakit, ia hanya bisa menatap putrinya dari balik kaca, dengan harapan dan doa yang tak pernah berhenti. Aura menyadari setiap kali kehadiran Firdaus, tapi ia tidak pernah membiarkan pria itu mendekati Keisya. Setiap kali Firdaus datang ke rumah sakit, pria itu hanya bisa menatap dari kejauhan, tak lebih seperti orang asing. Aura menjaga jarak. Bukan karena benci, tapi karena ia tak sanggup membuka celah harapan yang mungkin kembali men