Sejak keputusan dokter diumumkan, Aura sibuk mengurus segala persiapan medis Keisya. Sementara Firdaus menuruti semua prosedur rumah sakit tanpa satu pun keluhan, bahkan ketika tubuhnya mulai melemah akibat diet ketat dan serangkaian tes lanjutan. Sedangkan Victor terus menyempatkan waktu untuk hadir di samping Aura, memberi wanita itu semangat, dan kekuatan. Bahkan ia mengatur jadwal dan mengurus administrasi medis Keisya.
Saat waktu menunjukkan pukul delapan malam, Aura berdiri di jendela kamar rawat Keisya, memandangi langit malam Jakarta yang gelap dan kosong. Di balik tubuhnya yang tenang, ada badai dalam dadanya. Ia tak pernah menyangka akan berada di titik ini, mengandalkan pria yang dulu menghancurkannya, demi menyelamatkan anak yang ia besarkan sendiri.
Tiba-tiba pintu kamar ter
