Bab 43. Sentuhan yang Dirindukan

1576 Kata

"Keisya sering mimpiin ayahnya belakangan ini. Dia mimpi ayahnya datang ke rumah. Dia juga suka berandai-andai kalau ayahnya masih hidup, dia mau peluk ayahnya, mau minta diajak berenang, dan minta dibacain cerita sebelum tidur." Aura mengucapkannya dengan suara yang nyaris tercekat. Pandangannya kosong menatap meja di antara mereka, seakan sedang melihat bayangan kecil Keisya yang tengah merengek manja meminta pelukan dari ayah yang tak pernah benar-benar hadir. Ada genangan di pelupuk matanya, yang sedari tadi ia tahan agar tidak tumpah. Tapi air mata tak mengenal batas logika, mereka akhirnya jatuh juga, menelusuri pipinya satu per satu dalam diam yang menyakitkan. Aura mengangkat tangan untuk menghapusnya, tapi gerakannya terlambat. Pipinya sudah basah, dadanya sesak. Hatinya tidak s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN