"Fir, kamu nggak harus pulang sekarang kok," ucap Aura melembutkan suaranya walau sedikit bergetar, tetapi begitu dalam, dan penuh ketulusan. "Kalau kamu butuh waktu buat nenangin diri, aku ngerti kok. Aku nggak akan maksa. Tapi kamu harus janji sama aku, setelah kamu tenang, kamu pulang ya!Jangan lama-lama sendirian di sana, Fir. Kamu masih punya aku, kamu juga punya Keisya. Setidaknya kalau kamu ngerasa masalah kamu sangat berat, coba kamu pikirin kita berdua, cuma kita. Jangan pikirin yang lain-lain dulu yang malah bikin kamu tambah ngerasa terbebani. Please, dengerin aku ya." Di seberang telepon Firdaus memejamkan mata sejenak. Kata-kata Aura terasa seperti sebuah pelukan lembut yang menyentuh sisi rapuh dalam dirinya. "Ra, makasih ya. Kamu masih peduli sama aku." "Bukan cuma aku