Bab 48. Nostalgia Lewat Pelukan

1578 Kata

"Assalamualaikum, Bun, Keisya pulang!" seru Keisya riang. Langit mulai berganti warna, memudar dari biru cerah menjadi jingga yang lembut, menandai bahwa senja mulai merangkak turun, bayang-bayang rumah mulai memanjang, menebarkan suasana hangat, dan tenang di gang rumah Aura berdiri. Keisya melangkah masuk ke rumah lebih dulu dengan wajah ceria, kedua tangannya membawa kantong belanjaan berisi beberapa box makanan, dan minuman. Matanya berbinar, langkahnya ringan. Seolah dunia yang kemarin sempat hancur, kini mulai disusun kembali dengan penuh harapan. Di belakangnya, Firdaus menyusul sambil menjinjing tas belanja berisi peralatan sekolah baru, pakaian, dan mainan yang ia belikan untuk Keisya. Tatapan matanya tak pernah lepas dari punggung kecil gadis itu. Ada kebanggaan, ada cinta, da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN