Udara rumah sakit siang itu begitu dingin, meskipun pendingin ruangan di lorong utama hanya bekerja setengah. Namun, bukan karena suhu yang menusuk, melainkan karena suasana yang begitu tegang. Suara langkah tergesa, roda brankar yang berderit di lantai licin, dan desakan suara perawat yang berteriak meminta jalan seolah memecah udara di sepanjang lorong IGD. "Pasien kecelakaan lalu lintas! Trauma d**a dan kepala berat!" seru salah satu perawat. Di atas brankar itu, Victor terbaring tak sadarkan diri. Tubuhnya berlumur darah. Kemeja, jas, dan celana robek di banyak bagian. Ada darah yang sudah mulai mengering di pelipisnya, tetapi aliran segar masih mengucur dari luka di kepala. Lebih parah lagi, sepotong kaca mobil berukuran sekitar dua puluh sentimeter menancap di d**a sebelah kiri, te

