Bab 40. Terintimidasi

1043 Kata

"Ke makam ayah ya, Sayang?" Aura tampak gugup setelah mendengar Keisya menagih janjinya. "Katanya Bunda janji setelah aku sembuh, kita bakal ke sana. Sekarang aku udah sehat, kan?" "Iya, Bunda ingat pernah bilang begitu. Tapi—" "Tapi kenapa, Bun? Ayah pasti senang kalau tau aku datang. Aku mau cerita ke ayah tentang nilai pelajaran aku, tentang teman baru aku. Aku pengen kasih bunga juga buat ayah. Boleh ya, Bun? Kita ke makam ayah sekarang?" Aura terpaku. Jantungnya berdegup kencang. Ini terlalu mendadak. Ia bahkan belum siap menghadapi kebohongan selanjutnya jika harus membawa Keisya ke makam kosong karena sebenarnya ayahnya masih hidup dan masih ada di dunia ini. Seketika Aura menyesali keputusannya yang sudah membohongi Keisya dengan mengatakan jika ayahnya sudah tiada karena ia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN