55 - Be Honest

1542 Kata

Wajah Tari pucat pasi, bibirnya kering, matanya terpejam, keringat dingin membanjiri wajahnya. Membuat rambutnya dan sarung bantal di sekitarnya basah. “Tari kamu kenapa?” Aku meletakkan nasi kotak di dekat tempat tidur. Refleks menyentuh dahi Tari yang basah oleh keringat. “Astaga!” Seruku. Tari membuka matanya sedikit. Bibirnya menyeringai. “Ada apa, Nay?” Suaranya lemah, lemah sekali. Tangannya yang dingin bergerak. Berusaha meraih handuk kecil di lehernya. “Biar aku aja.” Jawabku cepat. Tanganku gegas meraih handuk kecil yang sudah mengering di leher Tari. Mencelupkannya ke dalam baskom, kemudian meletakkannya di tempat semula. “Badanmu demam sekali, Tari. Kamu sudah makan? Sudah minum obat?” Aku duduk gelisah di tepi tempat tidur Tari. Sebenarnya, aku paling bingung bagaimana ca

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN