Liburan di Seychelles benar-benar memuaskan Zivanna. Ia tak pernah membayangkan bulan madu bisa menjadi begitu indah, begitu memabukkan, tidak hanya oleh cinta, tapi juga oleh udara asin laut, sore jingga di atas helikopter, dan kenyataan bahwa seorang pria seperti Hakim sanggup mengukir kata “aku mencintaimu” di pasir pulau terpencil, tanpa mengucapkannya dengan bibir. T api seperti semua hal indah di dunia, waktunya terbatas. Maka pagi tadi, saat jari-jari cahaya menyentuh jendela vila terakhir mereka, Zivanna hanya bisa menghela napas panjang dan berkata dalam hati, "Seychelles, terima kasih." Kini pesawat jet pribadi mereka telah mendarat mulus di bandara, langit Jakarta mengambang kelabu, menyambut malam yang tidak sehangat pasir pantai. Ardian, Letnan dua yang dipercaya menangani s