“Bagaimana?” tanya Hakim tenang saat pintu mobil tertutup rapat dan kendaraan mulai bergerak di jalan utama Halim. Letnan Ardian yang duduk di kursi kemudi segera menyesuaikan kaca spion tengahnya, memastikan bisa memantau ekspresi komandannya sebelum menyampaikan laporan penting. “Intelijen gabungan dari BAIS dan Direktorat A sudah menelusuri jalur pelarian Dimas. Berdasarkan tracking terakhir, target keluar dari jalur pengawasan melalui rute Laut Sulawesi, lalu memanfaatkan kapal niaga menuju wilayah ASEAN Timur. Indikasi kuat Vietnam atau Myanmar, Kolonel,” lapor Ardian, suaranya datar namun tajam. “Pakai paspor palsu?” tanya Hakim, masih menatap lurus ke depan, meski ujung matanya menyiratkan tekanan emosi. “Ya, dan sangat profesional. Tanda biometrik sempat tertangkap di Ho Chi Mi