“Jadi gimana?” tanya Romi pelan, suaranya menyatu dengan suara mesin mobil yang melaju tenang di sepanjang jalanan Yogyakarta yang mulai sepi. Lampu-lampu kota menari di kaca jendela, menciptakan bayangan hangat dalam kabin mobil yang hanya diterangi oleh dasbor. “Apanya?” Ia melirik ke arah Zivanna yang duduk di kursi penumpang, menopang dagunya dengan tangan, pandangannya menerawang ke luar jendela. “Kamu sama suami kamu yang sekarang… kelihatan baik, Zi? Beda banget dari dulu waktu kamu cerita.” Zivanna menarik napas panjang, lalu mengembuskannya dalam-dalam. Sejenak, hanya suara angin dari celah kaca yang terdengar. “Itu cuma sandiwara, Rom. Dari awal memang begitu,” jawabnya pelan, nyaris seperti bisikan yang kehilangan tenaga. “Kami... nggak beneran menikah karena cinta. Aku mas