Perasaan di Laut Lepas

2232 Kata

“Mbak,” panggil Zivanna pelan namun tegas saat melihat seorang pelayan melintas di koridor lantai dua. Pelayan perempuan itu menghentikan langkah, membungkuk sopan menunggu perintah. “Tolong bantu saya ambilkan semua barang saya di kamar sebelah. Saya akan pindah kamar,” lanjutnya, nadanya datar, seolah keputusan itu sudah tak bisa diganggu gugat. Pelayan itu menatapnya ragu sejenak, menoleh ke arah pintu kamar Kolonel yang tertutup rapat. Tapi tatapan Zivanna terlalu serius untuk dibantah. Dengan sedikit ragu, ia akhirnya mengangguk pelan. “Baik, Ibu, nanti saya pindah-pindahkan barang Ibu.” Zivanna berbalik, hendak melangkah ke arah tangga, namun langkahnya tertahan. Pintu kamar di seberangnya terbuka perlahan, dan dari sana muncul sosok Hakim. Pria itu tak mengenakan seragam resmi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN