"Tapi kayaknya lo harus hati-hati deh, Zi," ucap Kezia sembari memutar setir ke arah Jalan Cik Ditiro, mata menyipit menahan silau matahari yang memantul dari kaca mobil di depan. "Laki lo tuh, kelihatannya doang cool. Tapi sebenarnya, pencemburu parah. Gue rasa dia itu tipe yang kalau bisa, lo dikunci di rumah pakai gembok. Jadi, mending lo jangan sering-sering ketemuan sama Alin." Zivanna yang duduk di kursi penumpang depan hanya terkekeh, menggigit bibir bawahnya menahan geli. "Tau kok. Dia cemburu, emang. Tapi kan gue gak ngapa-ngapain juga, Kez. Cintanya gue juga ya cuma buat dia. Lagian nih ya, ini tuh gue lagi bikin karya seni buat dia juga. Sekalian kejutan. Jadi yaudahlah, gak usah dianggap serius. Nanti juga kalo gue kasih cium, luluh tuh hatinya." "Ya terserah lo, deh," Kezia