Katanya, mereka sedang mengusahakan jalan untuk membawa pulang Hakim dari zona itu. Tapi nyatanya… zona itu seperti labirin neraka yang memakan siapa pun yang masuk, dan menelan mereka tanpa jejak. Operasi penyelamatan hanya menjadi desas-desus di balik pintu-pintu rapat tertutup, dibicarakan oleh para komandan yang bahkan tidak mengenal wajah lelaki yang mereka bahas. Zivanna tahu, tidak ada satu pun dari mereka yang benar-benar yakin bisa menembus perimeter itu kembali. Mereka maju–mundur di hadapan risiko, menakar nyawa dengan angka, dan mempertimbangkan keberanian dengan politik. Dan Hakim, suaminya, pria yang selalu pulang telat waktu untuk makan malam, yang menyentuh kepalanya lembut setiap pagi, kini tinggal nama yang didiskusikan dalam nada datar. Ia merasa seluruh dunia seperti