Bab 17. Keputusan Yang Menyakitkan

1220 Kata

Mansion yang biasanya dipenuhi ketenangan kini berubah menjadi arena penuh ketegangan. Suara tangisan Tiara masih menggema di seluruh sudut mansion, meskipun Dilah telah mencoba berbagai cara untuk menenangkannya. Bayi kecil itu menolak s**u, mainan, bahkan pelukan Dilah. Panggilan "Mama" terus keluar dari bibir mungilnya yang memerah karena menangis terlalu lama. Dilah tampak kelelahan. Wajahnya yang biasanya tenang kini mulai tampak frustasi. “Tuan Azka, saya rasa Tiara benar-benar membutuhkan non Qiana. Dia belum pernah seperti ini sebelumnya.” Azka yang berdiri di ambang jendela ruang santai hanya mendesah. "Jangan sebut nama itu lagi di depannya," ujar Azka dengan nada tegas, meskipun ada getaran emosional yang sulit disembunyikan. "Tiara harus belajar menerima kenyataan. Qiana buka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN