Bab 18. Kegelisahan Di Dua Tempat

1279 Kata

Mansion keluarga besar Syafiq berdiri megah di tengah taman yang luas. Halaman yang biasanya terasa tenang kini seolah berat oleh suasana yang tak kasat mata. Qiana melangkah pelan di sepanjang lorong menuju kamar tamu. Langkahnya nyaris tak terdengar di atas lantai marmer yang mengkilap, tetapi gemuruh di dadanya tak kunjung reda. Setibanya di kamar, Latifah, mama mertuanya, menepuk pelan pundaknya. “Qiana, istirahatlah dulu, ya. Jangan pikirkan yang berat-berat. Kita ngobrol santai saja nanti sore di ruang keluarga.” Qiana tersenyum kecil, menutupi perasaan berkecamuk di hatinya. “Terima kasih, Mah. Saya akan coba beristirahat.” Latifah mengangguk penuh perhatian sebelum beranjak meninggalkan kamar. Kini, Qiana perlahan-lahan menyelusuri tempat yang telah disiapkan oleh kepala pelayan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN