Azka terduduk kaku di kursi donor, pandangannya kosong menatap lantai. Kata-kata perawat tadi masih menggema jelas di telinganya, seolah-olah menggema dalam ruang sunyi yang menyesakkan. “...tidak cocok. Tidak mungkin terjadi kesalahan.” Lambat-lambat, Azka mengangkat kepalanya, menatap si perawat yang masih berdiri di sana dengan wajah canggung. “Apa maksud Anda? Saya ... saya ayah Tiara. Saya yang menemaninya sejak bayi ... Saya yang ....” “Tuan Azka,” potong petugas laboratorium dengan suara pelan, penuh empati, “Kami tidak bermaksud menyinggung. Tapi berdasarkan hasil uji silang, darah Anda tidak kompatibel untuk transfusi. Golongan darah Anda A. Sementara pasien atas nama Tiara, B. Secara genetik, hal ini sulit terjadi, kecuali ... ya, kecuali Tuan bukan ayah biologisnya.” Azka te