“Saat Ego Menghancurkan Segalanya: Aku Kehilangan Dia, Kini Putriku yang Menderita." Tiara terbaring lemah di tempat tidur, panas tubuhnya tak kunjung reda. Aku duduk di sisinya, merasa hampa. Biasanya, Qiana yang mengurus semua ini—dengan telaten, tanpa keluhan. Sekarang, aku hanya bisa menatap kosong, merutuki kesalahan yang aku buat. Aku mencoba menghubunginya, tapi tak ada jawaban. Kenapa dia sulit dihubungi? Atau … dia sengaja mengabaikanku? Sial, aku terlalu angkuh untuk menyusulnya ke mansion orang tuaku. Namun, jauh di dalam hati, aku tahu satu hal: aku butuh dia. Bukan hanya Tiara yang membutuhkan Qiana—aku juga tak pernah benar-benar ingin dia pergi. Tapi bagaimana aku bisa memintanya kembali … setelah semua yang telah kulakukan? *** Pagi itu di mansion keluarga Syafiq tera