Bab 23. Kesendirian Di Tengah Kebingungan

1405 Kata

Malam di mansion terasa dingin, meski lampu-lampu mewah di setiap sudut masih menyala. Di ruang kerja Azka yang gelap dan dingin, Azka duduk dengan wajah kusut. Di depannya, meja makan kecil berisi sepiring makanan yang sudah mulai dingin. Aroma sup iga sapi yang menguar tidak menggugah seleranya sedikit pun. Sendok di tangannya hanya diputar-putar di dalam mangkuk tanpa niat untuk menyendok makanan. Azka mendesah berat, matanya menatap layar ponsel yang terus menyala—deretan panggilan tak terjawab dan pesan-pesan yang tidak mendapat balasan dari Qiana memenuhi layar. Tangannya gemetar, mencengkeram ponsel itu seakan ingin menghancurkannya. “Kenapa kamu nggak mau jawab, Qiana?” gumamnya dengan suara serak. Ia melontarkan ponselnya ke meja dengan frustrasi, lalu memijat pelipisnya yang be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN