Bab 30 – Bayangan di Balik Senyum

1062 Kata

Aruna duduk di ruang tamu yang lengang. Jam dinding sudah menunjuk hampir pukul sebelas malam, tapi kantuk tak kunjung datang. Ada rasa sesak yang ia tahan sejak sore tadi, sejak Karina pulang dengan tatapan dingin yang seakan menelanjangi dirinya di depan semua orang. Sejak itu, suasana rumah terasa berat. Radit sudah masuk kamar lebih dulu, meninggalkan Aruna sendirian. Perempuan itu menatap lampu gantung yang berayun pelan, seolah cahaya kekuningannya ingin ikut bicara. Tapi yang terdengar hanya detak jam dan suara hatinya yang gelisah. “Kenapa mereka selalu menatapku seperti musuh?” batinnya. “Aku salah apa? Bukankah aku hanya berusaha jadi istri yang baik untuk Radit?” Pertanyaan itu berulang-ulang muncul, menusuk seperti jarum. Aruna menarik napas panjang lalu bangkit menuju dapu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN