Insiden di Kamar Mandi.

1133 Kata

Di dalam mobil, Arafah tetap diam dan menatap lurus ke depan, berusaha mengendalikan wajahnya yang masih terasa panas. Bima meliriknya dari samping, menyeringai kecil. "Kenapa mukanya merah lagi?" tanyanya dengan nada menggoda. Arafah mendesis pelan. "Mas Bima, lain kali jangan kayak gitu, dong!" Bima tertawa kecil. "Lain kali apa? Kenapa? Masnya tadi baik banget, 'kan? Malah mendoakan kita juga." Arafah melirik tajam. "Mas Bima, sumpah, ya. Aku kesel banget sama kamu!" Tapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Bima mencondongkan tubuhnya mendekat dan menatapnya dalam-dalam. "Kenapa?" bisiknya. Arafah menahan napas. "Lagipula, Mas Rizal bener," lanjut Bima santai sambil menghidupkan mesin mobil. "Kita harus semangat, kan?" Arafah memukul bahu Bima spontan. Bima hanya terkeke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN