Dinginnya angin yang berembus membuat Arafah kembali terbangun. Pelan, perempuan berparas cantik itu membuka mata perlahan. Melirik jam di meja kecil di samping ranjang. Sudah subuh, dan Bima belum juga pulang. Baru saja Arafah ingin memeriksa ke luar terdengar suara pintu yang terbuka pelan. Arafah menoleh dan mendapati Bima berdiri tepat di hadapannya. Pria itu tampak lelah, tetapi matanya tetap tajam seperti biasa. Jaketnya masih terpakai, menandakan dia baru kembali. Namun, yang membuat Arafah terkejut bukanlah fakta bahwa Bima sudah kembali, melainkan ekspresi wajahnya yang tampak serius. "Ada apa, Mas?" tanya Arafah hati-hati. "Kenapa terlihat sangat lelah begitu?" Bima mengunci pintu di belakangnya sebelum berjalan mendekat. Ditatap istrinya dengan dalam sebelum akhirnya berkat