Kabar Buruk Datang.

1134 Kata

Pagi itu seharusnya menjadi hari yang biasa. Setelah percakapan panjang dan menyakitkan tadi malam, Bima memilih untuk pergi lebih awal ke markas, mencoba mengalihkan pikirannya dari semua hal yang mengacaukan akhir-akhir ini. Sementara itu, Arafah tetap di rumah, masih berusaha mencerna semuanya, mencoba menerima kenyataan bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Namun, takdir seakan belum puas menguji mereka. Ponsel Bima bergetar saat dia baru saja keluar dari ruang latihan. Napasnya masih memburu setelah sesi sparring dengan beberapa rekannya, tetapi begitu melihat nama yang tertera di layar—Jihan—dadanya tiba-tiba terasa sesak. Bima segera menggeser ikon hijau dan menjawab panggilan. "Halo?" Suara Jihan terdengar panik di ujung telepon. "Abang! Ibu masuk rumah sakit!" Bima ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN