Ruang Sunyi.

1183 Kata

Masih di tempat yang sama—gedung rumah sakit yang terlihat tidak pernah senggang barang sebentar saja—selain diwarnai pengakuan cinta Bima cinta lainpun rupanya ikut bermekaran. "Uhm—hentikan, Dok." "Kenapa berhenti? Bukankah kamu selalu menyukai usapan seperti ini?" "Tetap saja. Kalau di sana, nanti berbekas. Aku masih harus bertemu pasien, kalau Dokter lupa." Larang perempuan yang masih berusaha melindungi lehernya, dari jamah lelaki beraromakan mint yang asik memberi kecup basah di area sensitif miliknya. Pria bersnelli itu melepas jas, kalung identitas, serta dua kancing teratas kemeja yang dikenakan. Merasa gerah setelah lama berperang lidah. "Kalau begitu, bagian yang tidak terlihat orang lain tidak jadi masalah?" ucap Dokter Yudha menarik kesimpulan. Mengulung lengan kemeja h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN