Pagi itu, rumah sakit darurat yang dibangun sebagai wujud kemanusiaan oleh Negara Indonesia terasa begitu kacau. Bau antiseptik bercampur darah menyengat hidung, sementara suara jeritan para korban dan perintah dokter bersahut-sahutan. Arafah —yang kini statusnya adalah tenaga relawan di sana— tampak sibuk membantu para perawat mengurus pasien yang terus berdatangan. "Fah! Kita kehabisan stok lidocain. Tolong aku, pasien ini harus segera dibius dan dilakukan hecting!" "Akan aku ambilkan, Dokter!" Dengan langkah tergesa, Arafah pergi menuju ruang persediaan obat-obatan darurat. Dia ditugaskan mengambil salah satu merk obat bius untuk nantinya diberikan pada pasien yang mereka selamatkan. Namun di tengah perjalanan, langkah Arafah terhenti. Dari balik dinding tipis ruang logistik, dia m