Bima memutuskan untuk membawa Arafah ke atap gedung rumah sakit usai membantu beberapa pekerjaan di ruang perawatan. Suasana di bawah terlalu penuh tekanan, dan Bima berharap udara segar di atas sana bisa membantu Arafah merasa lebih tenang. "Ayo!" "Mau kemana?" "Ikut saya. Kita perlu keluar dari hiruk-pikuk ini, meskipun hanya beberapa sebentar." Arafah menurut, meski hatinya masih terasa berat. Sesampainya di atap, angin sepoi-sepoi menyambut mereka. "Sudah pernah ke sini sebelumnya, Fah?" tanya Bima, suaranya terdengar lembut beradu dengan angin. Suara yang nantinya akan Arafah begitu rindukan. "Melamun terus, mikirin apasih?" tegur lelaki berseragam angkatan tersebut. Arafah menatap Bima dalam diam. Kondisi sang Pimpinan pasukan itu sudah jauh lebih baik. Penyembuhan lukanya