Sesuai bayangan ciuman kembali berlanjut. Bedanya kini semakin panas bibir Arafah dan Bima saling melumat. Gema sesapan memenuhi ruangan, hela nafas bagai melodi yang saling bersahut–sahutan. Bima memantapkan posisi mereka dengan melakukan effort lebih menggendong tubuh Arafah ke dalam pangkuan. Hanya menggunakan satu tangan, sedang tangan yang lain asik mengusap pipi chubby gadisnya. "Mau dengar sebuah fakta, Fah?" bisik Bima diantara racau kenikmatan. "Sesuatu yang selama ini hanya saya yang tau." Arafah tak mampu menjawab, yang keluar dari mulutnya hanya lenguhan tipis kala merasa lidahnya dilahap pelan. Perempuan dengan garis wajah keturunan Asia tersebut sudah tidak lagi mampu mengontrol tubuhnya. Bima seolah menghipnotis Arafah untuk hanya mampu menurut, memasrahkan juga menyerah