Sonya terdiam sejenak, mencerna ketakutan yang terpendam dalam diri Arafah. Bila boleh berkomentar banyak, Sonya ikut prihatin sebab dia paham benar apa saja yang sudah Bima dan Arafah lalui bersama. Dalam diamnya, Sonya selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua. "Arafah," panggil kekasih Yudha itu berbisik pelan. Beralih memegang kedua bahu sang sahanat agar gadis itu menatapnya. "Kamu sadar nggak kalau sekarang statusmu adalah istri Bima? Kamu—adalah separuh jiwanya." "Iya, aku tahu," balas Arafah tak kalah lirih. "Mau keluarganya menerima atau nggak, nyatanya Komandan Bima dia sudah memilihmu," ujar Sonya kembali. "Kalian sudah menikah, Fah. Apa yang kamu khawatirkan?" Arafah memejamkan mata. "Tapi tetap saja, Ya. Ini bukan hanya tentang aku dan Bima. Kali ini aku harus ber