Mata elang Bima meneliti wajah cantik istrinya lebih dalam, lalu tanpa pikir panjang tangan dinginnya menyentuh pipi Arafah yang terasa begitu hangat. Arafah menahan napas. Dunia terasa berhenti detik itu juga. Sentuhan semuanya membuat jiwanya terbang ke angkasa. "Kamu sakit?" tanya Bima serius, rahangnya yang tegas entah mengapa begitu cocok melengkapi wajahnya yang menawan. "Kenapa pipimu panas begini? Kok enggak bilang apa–apa ke saya kalau kamu sakit?" Suhu dingin dari tangan Bima menyentuh kulit Arafah, membuat kepalanya semakin kacau. Arafah merasa jantungnya ingin melompat keluar, sampai tidak bisa bergerak dibuatnya. "A-aku nggak sakit," jawabnya cepat, berusaha mengendalikan suaranya yang terdengar aneh di telinganya sendiri. "Aku oke, kok, Mas. Kenapa juga aku tiba–tiba saki