52. Drama Ibu Tiri

1378 Kata

Edwin perlu mengatur nafasnya terlebih dulu sebelum melangkah masuk ruangan sejuk namun menyesakkan itu. perlahan, ditutupnya pintu. Tangannya bergerak sangat pelan seakan dia takut majikannya akan menjadi sangat marah jika mendengar suara pintu. “Apa kau lupa sarapan hingga menutup pintu saja membutuhkan waktu begitu lama?” sindir Darren. Edwin tersenyum kecut. Setelah pintu tertutup sempurna, dia pun mendekati meja pimpinannya. Tangannya terulur menyerahkan sebuah map. “Ini revisi laporan yang Anda minta, Tuan.” Darren menerima laporan itu tanpa mengalihkan matanya dari apa yang sedang dia kerjakan. Edwin langsung bisa bernafas lega. Maklum saja, sejak tadi dia menahan nafas karena takut. Baru saja hendak duduk di kursi depan meja tuan mudanya, dia langsung diinterupsi. “Yang menyur

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN